CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 21 Juli 2009

Pengkabelan pada jaringan komputer


Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel, menghubungkan
satu sisi dengan sisi yang lain, namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi
merupakan kurva terbuka (dengan terminator diujungnya). Seiring dengan
perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami
perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan
gelombang radio hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan
perkembangan jaringan komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan
computer bisa menggunakan teknologi “kelas” museum (seperti 10BASE2
menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan teknologi “langit” (seperti
laser dan serat optik).
Topology Jaringan Komputer dan Pengkabelan
Sering disetiap pembahasan tentang jaringan komputer perlu dibahas tentang
topology computer network pada bagian awalnya? Tentu jawabnya bisa
bermacam macam, namun pada intinya, jaringan komputer adalah jaringan
kabel, dimana bentuk dan fungsi dari jaringan tersebut menentukan pemilihan
jenis kabel, demikian juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi
pertimbangan utama untuk membangun sebuah network (baik home network,
SOHO network ataupun network kelas raksasa seperti MAN –metropolitan
area network).
Sebenarnya ada banyak topologi jaringan komputer, namun yang sering
didengar pada umumnya berkisar pada 3 bentuk (topology) jaringan
komputer, yaituRing Topology
Topologi ini memanfaatkan kurva tertutup, artinya informasi dan data serta
traffic disalurkan sedemikian rupa sehingga masing-masing node. Umumnya
fasilitas ini memanfaatkan fiber optic sebagai sarananya (walaupun ada juga
yang menggunakan twisted pair).
Linear Bus Topology
sumber: http://fcit.coedu.usf.edu/network/chap5/chap5.htm
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada
masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-
Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer
atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk
mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching
atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan
merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan
menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini
juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian
digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau
node).
Star Topology
sumber: http://fcit.coedu.usf.edu/network/chap5/chap5.htm
Topologi jaringan ini banyak digunakan di berbagai tempat, karena
kemudahan untuk menambah, mengurangi atau mendeteksi kerusakan
jaringan yang ada. Selain itu, permasalahan panjang kabel yang harus sesuai
(matching) juga tidak menjadi suatu yang penting lagi. Pokoknya asal ada hub
(yang masih beres tentunya) maka bisa terhubunglah beberapa komputer dan
sumber daya jaringan secara mudah. Dengan berbekal crimtool, kabel UTP
(biasanya CAT5) dan connector, seseorang dengan mudah membuat sebuah
sistem jaringan. Tentu ada beberapa kerugian karena panjang kabel (loss
effect) maupun karena hukum konduksi, namun hampir bisa dikatakan semua
itu bisa diabaikan.
Paparan ketiga topologi di atas hanya sebagai sebuah pengantar. Intinya
bahwa sebuah jaringan bisa jadi merupakan kombinasi dari dua atau tiga
topologi di atas. Misalnya saja ada yang menyebut tree topology, dimana sebenarnya topologi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga
topologi yang ada.
Tree Topology
sumber: http://fcit.coedu.usf.edu/network/chap5/chap5.htm
Nampak pada diagram di atas, backbone memanfaatkan linear bus topology,
sedangkan untuk menghubungkan client atau node memanfaatkan star
topology. Jadi bukanlah menjadi suatu hal yang tabu untuk menggabungkan
atau mensinergikan sebuah topologi jaringan dengan topologi jaringan yang
lain.
Jenis Jaringan, Jenis kabel dan Jenis Protocol
yang biasanya digunakanType dan Jenis Kabel
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda,
oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang
dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP unshielded twisted pair dan
STP shielded twisted pair) dan coaxial cable.
Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober 2003), yaitu:
Cable Type Fitur
Type CAT1 UTP Analog (biasanya digunakan di
perangkat telephone pada umumnya
dan pada jalur ISDN –integrated
service digital networks. Juga untuk
menghubungkan modem dengan line
telepon).
Type CAT2 UTP - UTP - up to 1 Mbits
(sering digunakan pada topologi token
ring)
Type CAT3 UTP/STP 16 Mbits data transfer (sering
digunakan pada topologi token ring
atau 10BaseT)
Type CAT 4 UTP, STP 20 Mbits data transfer (biasanya
digunakan pada topologi token ring)
Type CAT 5 UTP, STP – up to 100
MHz
100 Mbits data transfer / 22 db
Type CAT
5enhanced
UTP, STP - up to 100
MHz
1 Gigabit Ethernet up to 100 meters - 4
copper pairs (kedua jenis CAT5 sering
digunakan pada topologi token ring
16Mbps, Ethernet 10Mbps atau pada
FastEthernet 100Mbps)
Type CAT 6 up to 155 MHz or 250
MHz
2,5 Gigabit Ethernet up to 100 meters
or 10 Gbit/s up to 25 meters . 20,2 db
(Gigabit Ethernet)
Type CAT 7 up to 200 MHz or 700
Mhz
Giga-Ethernet / 20.8 db
(Gigabit Ethernet)
Sumber: http://www.glossary-tech.com/cable.htm and http://www.firewall.cx/cabling_utp.php
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-
masing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri
revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga
untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga
untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel
tersebut, dan juga kualitas isolatorsehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced
mempunyai standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah
dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau
electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa digunakan untuk
menghubungkan network hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial
cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter
lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3
10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan
biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard
ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan
cuman disebut sebagai yellow cable. Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan
dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
1Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan
menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu
buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan
yang lumayan lebar).
2Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau
berupa populated egments.
3Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external
transceiver).
4Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam
hal ini repeaters.
5Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500
meter).
6Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
7Setiap segment harus diberi ground.
8Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke
perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
9Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir,
terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar.
Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus
memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar
5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap
perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini
juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika
diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan,
harus mengikuti aturan sebagai berikut:
1Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
2 Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
3Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan
(devices)
4Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu
tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
5Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
6Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
7Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
8Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555
meter).
9Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Istilah Jaringan dan Pengkabelan
Cable Comment
10 Base2 10-Mbps baseband Ethernet specification using
50-ohm thin coaxial cable. 10Base2, which
is part of the IEEE 802.3 specification, has a
distance limit of 606.8 feet - 185 meters - per
segment.
http://www.sas.upenn.edu/~cns/10b2.ht
m
10 Base5 10-Mbps baseband Ethernet specification using
standard (thick) 50-ohm baseband coaxial
cable. 10Base5, which is part of the IEEE 802.3
baseband physical layer specification, has adistance limit of 1640 feet - 500 meters - per
segment.
10BaseF 10-Mbps baseband Ethernet specification that
refers to the 10BaseFB, 10BaseFL, and
10BaseFP standards for Ethernet over fiber-optic
cabling
10BaseFB 10-Mbps baseband Ethernet specification using
fiber-optic cabling. 10BaseFB is part of the
IEEE 10BaseF specification. It is not used to
connect user stations, but instead provides a
synchronous signaling backbone that allows
additional segments and repeaters to be
connected to the network. 10BaseFB segments
can be up to 1.24 miles - 2000 meters - long.
10BaseFL 10-Mbps baseband Ethernet specification using
fiber-optic cabling. 10BaseFL is part of the
IEEE 10BaseF specification and, while able to
interoperate with FOIRL, is designed to
replace the FOIRL specification. 10BaseFL
segments can be up to 3280 feet - 1000 meters -
long if used with FOIRL, and up to 1.24 miles -
2000 meters - if 10BaseFL is used
exclusively.
10BaseFP 10-Mbps fiber-passive baseband Ethernet
specification using fiber-optic cabling. 10BaseFP
is part of the IEEE 10BaseF specification. It
organizes a number of computers into a star
topology without the use of repeaters. 10BaseFP
segments can be up to 1640 feet - 500
meters - long.
10BaseT 10-Mbps baseband Ethernet specification using
two pairs of twisted-pair cabling (Category
3, 4, or 5): one pair for transmitting data and the
other for receiving data. 10BaseT, which is
part of the IEEE 802.3 specification, has a
distance limit of approximately 328 feet -100
meters - per segment
100BaseFX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using two strands of multimode fiber-optic
cable per link. To guarantee proper signal timing,
a 100BaseFX link cannot exceed 1312 feet
- 400 meters - in length. Based on the IEEE
802.3 standard
100BaseT 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using UTP wiring. Like the 10BaseT
technology on which it is based, 100BaseT sends
link pulses over the network segment when
no traffic is present. However, these link pulses
contain more information than those used in
10BaseT. Based on the IEEE 802.3 standard.
100BaseTX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
using two pairs of either UTP or STP wiring.
The first pair of wires is used to receive data; the second is used to transmit. To guarantee
proper signal timing, a 100BaseTX segment
cannot exceed 328 feet - 100 meters - in length.
Based on the IEEE 802.3 standard
100BaseX 100-Mbps baseband Fast Ethernet specification
that refers to the 100BaseFX and
100BaseTX standards for Fast Ethernet over
fiber-optic cabling. Based on the IEEE 802.3
standard
Disadur dari : http://www.glossary-tech.com/cable.htm
UTP Cable (khususnya CAT5 / CAT5e)
(sumber: http://www.netspec.com/helpdesk/wiredoc.html )
Connector yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45.
Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan
kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-
masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk
menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan
untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan
untuk menghubungkan hub ke hub.
STRAIGHT CABLE
Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam
artian ujung nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari masing-masing kabel tidak menjadi masalah,
namun ada standard secara internasional yang digunakan untuk straight
cable ini, yaitu :
Koneksi minimum berdasarkan standar EIA/TIA-568B RJ-45 Wiring Scheme :
Pair#2 is connected to pins 1 and 2 like this:
Pin 1 wire color : white/orange
Pin 2 wire color : orange
Pair#3 is connected to pins 3 and 6 like this:
Pin 3 wire color: white/green White/green
Pin 6 wire color : Green
Sedangkan sisa kabel-nya dihubungkan sebagai berikut:
Pair#1
Pin 4 wire color : blue
Pin 5 wire color : white/blue
Pair#4
Pin 7 wire color : white/brown
Pin 8 wire color : Brown
CROSSOVER CABLE
Dasar Koneksi untuk UTP Crossover Cablepin 1 -> pin 3, pin 2 -> pin 6, pin 3 -> pin 1, and pin 6 -> pin 2.
Pin lainnya dibiarkan tidak terhubung
Rangkuman:
Crossover
Cable

pengertian Hub,Switch,Bridge,Router & Repeater

Hub Alat penghubung atar komputer, semua jenis komunikasi hanya dilewatkan oleh hub. hub digunakan untuk sebuah bentuk jaringan yang sederhana (misal hanya untuk menyambungkan beberapa komputer di satu group IP lokal) ketika ada satu paket yang masuk ke satu port di hub, maka akan tersalin ke port lainnya di hub yg sama dan semua komputer yg tersambung di hub yang sama dapat membaca paket tersebut. Saat ini hub sudah banyak ditinggalkan dan diganti dengan switch. Alasan penggantian ini biasanya adalah karena hub mempunyai kecepatan transfer data yang lebih lambat daripada switch. Hub dan switch mempunyai kecepatan transfer data sampai dengan 100 Mbps bahkan switch sudah dikembangkan sampai kecepatan 1 Gbps.

Switch Sebuah alat yang menyaring/filter dan melewatkan(mengijinkan lewat) paket yang ada di sebuah LAN. switcher bekerja pada layer data link (layer 2) dan terkadang di Network Layer (layer 3) berdasarkan referensi OSI Layer Model. sehingga dapat bekerja untuk paket protokol apapun. LAN yang menggunakan Switch untuk berkomunikasi di jaringan maka disebut dengan Switched LAN atau dalam fisik ethernet jaringan disebut dengan Switched Ethernet LANs.

Router Alat yang bertugas untuk mengantarkan paket data dalam jaringan. router dapat digunakan jika tersambung paling tidak dengan dua jaringan yang berbeda sehingga pengaturan tersebut membutuhkan sebuah router.Router berada di sisi gateway sebuah tempat dimana dua jaringan LAN atau lebih untuk disambungkan. Router menggunakan HEADERS dan daftar tabel pengantar (Forwarding Table) untuk menentukan posisi yang terbaik untuk mengantarkan sebuah paket jaringan dan juga menggunakan protokol seperti ICMP,HTTP untuk berkomunikasi dengan LAN lainnya dengan konfigurasi terbaik untuk jalur antar dua host manapun.

Sumber: “http://id.wikipedia.org/wiki/Hub

hub

Bridge Pengertian dari sebuah bridge adalah bekarja pada data link layer pada OSI. bridge adal alat yang digunakan pada suatu jaringan yang berfungsi untuk memisahkan sebuah jaringan yang luas menjadi segment yang lebih kecil. bridge membaca alamat MAC (media access control0 dari setiap paket data yang diterima yang kemudian akan mempelajari dridging table untuk memutuskan apa yang akan dikerjakan bridge selanjutnya pada paket data tersebut, apakah diteruskan atau di abaikan. jika switch menpunyai domein collision sendiri-sendiri disetiap portnya, begitu juga dengan bridge memiliki domain collision ttetepi ia juga dapat membaginya dari sebuah domain collision yang besar menjadi yang lebih kecil, dah bridge hanya akan melewatkan paket data antar segment - segment jika hanya segment itu sangat diperlukan.

Repeater

Di dalam jaringan komputer, repeater berfungsi untuk memperpanjang rentang jaringan dengan cara memperkuat isyarat elektronis. Dengan menggunakan repeater, LAN yang memakai ethernet dapat diperpanjang rentang jaringannya sampai 20 km dengan memasang repeater pada setiap 2,5 km.







Alat yang digunakan untuk menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen (satu atau lebih) kabel LAN yang lain. Dengan adanya repeater ini jarak antarjaringan komputer dapat dibuat lebih jauh.

Istilah-istilah lain yang mungkin terkait:
Multi-port Repeater
Pemusatan perkabelan Ethernet yang memungkinkan banyak perangkat terhubung pada satu titik di Ethern...
fiber Optic Interrepeater Link
Metodologi pemberian sinyal serat optik:fiber optic berdasarkan spesifikasi serat optik IEEE 802.3 F...
Network Hub Unit
Perangkat konsentrator dan repeater untuk jaringan StarLAN.
Network Extension Unit
Perangkat konsentrator dan repeater untuk jaringan StarLAN.
FOIRL
Merupakan singkatan dari fiber Optic Interrepeater Link

Jumat, 17 Juli 2009

TCP/IP

  1. Pengertian TCP/IP

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah satu set aturan atau protokol standar komunikasi data yang digunakan dalam proses transfer data dari satu komputer ke komputer lain di jaringan komputer tanpa melihat perbedaan jenis hardware. Dengan adanya protokol ini setiap komputer yang terhubung dalam jaringan dimungkinkan untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya.


  1. Sejarah TCP/IP

Konsep TCP/IP berawal dari kebutuhan Departement of Defense (DoD) AS akan suatu komunikasi di antara berbagai variasi komputer yg telah ada. Komputer-komputer DoD ini seringkali harus berhubungan antara satu organisasi peneliti dengan organisasi peneliti lainnya, dan harus tetap berhubungan sehingga pertahanan negara tetap berjalan selama terjadi bencana, seperti ledakan nuklir. Protokol TCP/IP dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat dan paling banyak digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk perangkat lunak (software) di system operasi. Pada tahun 1969 dimulailah penelitian terhadap serangkaian protokol TCP/IP. Di antara tujuan-tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Terciptanya protokol-protokol umum, DoD memerlukan suatu protokol yg dapat ditentukan untuk semua jaringan.
    2. Meningkatkan efisiensi komunikasi data.
    3. Dapat dipadukan dengan teknologi WAN (Wide Area Network) yg telah ada.
    4. Mudah dikonfigurasi.


  1. Model arsitektur TCP/IP

Protokol TCP/IP terbentuk dari 2 komponen yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP). Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network), dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.


Gambar 1. contoh jaringan internet



Aspek lain yang penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus untuk digunakan dalam komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang bekerja diatas pemrograman atau fungsi khusus tersebut dari masing-masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari fisik jaringan akan tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP, pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan sebuah komunikasi.


  1. Lapisan (layer) pada protokol TCP/IP

Seperti pada perangkat lunak, TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan (layer). Dengan dibentuk dalam layer, akan mempermudah untuk pengembangan dan pengimplementasian. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun ke bawah dengan suatu penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dan saling mendukung layer diatasnya. Pada protokol TCP/IP dibagi menjadi 4 layer yaitu :

1. Network Access Layer (Protocol Lapisan Antarmuka Jaringan)

Bertanggung jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik. Tiap protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, ethernet, token ring, dan dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digitel Network (ISDN), serta Asynchronus Transfer Mode (ATM).

2. Internet Layer (Protocol Lapisan Internetwork)

Bertanggungjawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Mencakup protokol :

- Internet Protocol ( IP )

- Address Resolution Protocol ( ARPA )

- Internet Control Message Protocol ( ICMP )

- Internet Group Management Protocol ( IGMP )

3. Host to Host Layer (Lapisan AntarHost)

Bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Ada dua macam protokol didalamnya, yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP ).

4. Application Layer (Protocol Lapisan Aplikasi)

Bertanggung jawab untuk menampilkan semua aplikasi yang menggunakan protocol TCP/IP. Mencakup protocol :

- Domain Name System ( DNS )

- Hypertext Transfer Protocol ( HTTP )

- File Transfer Protocol ( FTP )

- Telnet, Simple Mail Transfer Protocol ( SMTP )

- Simple Network Management Protocol ( SNMP ) dll.



Gambar 2. lapisa (layer) pada protokol TCP/IP

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model tujuh lapis OSI” (OSI seven layer model).

Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol data unit pada setiap lapisan

Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol data unit pada setiap lapisan

OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut

Lapisan ke-

Nama lapisan

Keterangan

7

Application layer

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.

6

Presentation layer

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

5

Session layer

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.

4

Transport layer

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.

3

Network layer

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

2

Data-link layer

Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

1

Physical layer

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.


Tabel MODEL OSI

Layer-layer tersebut disusun sedemikian sehingga perubahan pada satu layer tidak membutuhkan perubahan pada layer lain. Layer teratas (5, 6 and 7) adalah lebih cerdas dibandingkan dengan layer yang lebih rendah; Layer Application dapat menangani protocol dan format data yang sama yang digunakan oleh layer lain, dan seterusnya. Jadi terdapat perbedaan yang besar antara layer Physical dan layer Application.

II. FUNGSI LAYER

1. Layer Physical

Ini adalah layer yang paling sederhana; berkaitan dengan electrical (dan optical) koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel, transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Peralatan seperti repeater, hub dan network card adalah berada pada layer ini.

2. Layer Data-link

Layer ini sedikit lebih “cerdas” dibandingkan dengan layer physical, karena menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung antara media network dan layer protocol yang lebih high-level, layer data link bertanggung-jawab pada paket akhir dari data binari yang berasal dari level yang lebih tinggi ke paket diskrit sebelum ke layer physical. Akan mengirimkan frame (blok dari data) melalui suatu network. Ethernet (802.2 & 802.3), Tokenbus (802.4) dan Tokenring (802.5) adalah protocol pada layer Data-link.

3. Layer Network

Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX, Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (Netware Core Protocol). Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware. Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Layer Network

Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu

Mendeteksi Error

Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak

Mengendalikan aliran

4. Layer Transport

Layer transport data, menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya.

5. Layer Session

Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalah artikan sebagai prosedur logon pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini menyediakan layanan ke dua layer diatasnya, Melakukan koordinasi komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya. Beberapa protocol pada layer ini: NETBIOS: suatu session interface dan protocol, dikembangkan oleh IBM, yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer application. NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), suatu pengembangan dari NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft networking, seperti Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data Stream Protocol). PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer Postscript untuk akses pada jaringan AppleTalk.

6. Layer Presentation

Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi tunggal: translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Sebagai contoh, suatu koneksi antara PC dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC character-encoding format ke ASCII dan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang mungkin) ditangani oleh layer ini.

7. Layer ApplicationLayer ini adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini. Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer Application.